Notification

×

Iklan

Iklan

Buruh Migran Thailand, Nepal Dan Negara Lainnya Tewas Dan Disandera Dalam Serangan Di Israel

Selasa, 10 Oktober 2023 | Oktober 10, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-10T03:47:55Z

 

Perbatasan Gaza, Ungkap Fakta 

Sebanyak 12 warga Thailand tewas dan 11 lainnya diculik Hamas, kelompok milisi yang meluncurkan serangan besar-besaran dari Gaza ke Israel.

Sementara itu, delapan warga Thailand dilaporkan terluka dalam insiden yang terjadi sejak Sabtu (07/10) lalu, kata Kementerian Luar Negeri Thailand.

Dalam keterangannya, pihak Kemenlu Thailand menyatakan telah mempersiapkan pesawat angkatan udara untuk mengangkut warganya kembali ke Thailand.

Setidaknya 30.000 warga Thailand di Israel bekerja di bidang pertanian, yang kebanyakan lokasinya berada di perbatasan Gaza.

Selain Thailand, pemerintah Nepal mengatakan sebanyak 10 warganya tewas akibat serangan Hamas.

Negara lain yang melaporkan warganya tewas, diculik, atau hilang dalam rangkaian aksi kekerasan di Israel adalah Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.

Menteri Tenaga Kerja Thailand, Phiphat Ratchakitprakarn, mengatakan kepada kantor berita AFP, bahwa sekitar 5.000 warganya yang menjadi buruh migran di Israel berada di wilayah pertempuran. Namun, pasukan Israel mulai memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman.

Phiphat menambahkan, bahwa 1.099 buruh migran telah terdaftar untuk kembali ke Thailand.

Para buruh migran peternakan di Mivtahim, kota dekat Jalur Gaza, menuturkan bagaimana kelompok milisi Hamas menyerbu tempat mereka bekerja setelah roket-roket ditembakkan pada Sabtu (07/10) dini hari.

"Milisi Hamas menembakkan dulu sebuah roket, kemudan mereka menyerbu peternakan kami. Saya berlari, dan sembunyi di kamar tidur," kata Udomporn Champahom kepada BBC.

Udomporn kemudian diselamatkan pasukan Israel.

Kata dia, seorang warga Thailand yang bersamanya saat ini sedang tahap pemulihan akibat luka tembak "sebesar tutup botol" di kakinya.

Buruh migran Thailand lainnya mengatakan kepada BBC: "Saya berlari dan merangkak ke kolong sebuah truk, kemudian personel Hamas menarik saya keluar dan menodongkan pistol ke arah saya dari jarak dekat, sebelum menembak ke bawah."

Wanida Maarsa mengatakan kepada BBC Thailand, bahwa suaminya, Anucha Angkaew - yang bekerja di perkebunan alpukat hampir dua tahun - menjadi salah satu korban penculikan Hamas.

Dia muncul di sebuah video yang dirilis Hamas pada akhir pekan lalu. "[Pria yang ada di video] itu benar-benar dia," katanya.

"Saya tak bisa menghubunginya sejak pukul 02:00 waktu Bangkok [Jumat pukul 19:00 GMT]. Saya terakhir berbicara dengannya sebelum putri kami tidur," tambah Wanida.

Buruh migran dari 50 negara diperkirakan bekerja di Israel.

Pemerintah Nepal mengonfirmasi pada Minggu (08/10) lalu, sebanyak 10 mahasiswa tewas saat sedang berada di Israel untuk bekerja dan memperoleh keterampilan dari sebuah perusahaan pertanian.

Salah satu korbannya adalah Rajesh Kumar Swarnakar, 27 tahun. Keluargnya kini sedang berkabung di desa mereka, Madhuwan di Distrik Sunsari bagian timur.

Rajesh adalah mahasiswa pertanian tingkat akhir, yang bercita-cita meneruskan studinya di Australia, kata saudaranya, Mukesh, kepada BBC Nepal.

"Saya tidak setuju dengan kepergian adik saya ke Israel. Tapi dia berkeras pada kami, bahwa dia telah menerima beasiswa, dan mengatakan pada kami, bahwa dia punya uang tabungan untuk mendaftar ke Australia setelah menyelesaikan programnya di Israel."

Ayahnya, Raj Raj Kumar Swarnakar, merasa pihak berwenang Israel telah lalai dalam mengirim putranya untuk mengikuti pelatihan di daerah rawan konflik.

Sebanyak 265 pelajar Nepal juga bekerja di berbagai bidang pertanian di Israel, dan 4.500 lainnya bekerja sebagai pengasuh.

Kepolisian Israel juga menginformasikan kepada Kedutaan Nepal, bahwa seorang warganya telah hilang, dan empat lainnya mengalami luka - salah satunya luka berat.

Secara terpisah, India mengatakan bekerja "secara aktif" untuk membawa kembali warganya yang berada di Israel. Menurut laporan media, sekitar 18.000 warga India tinggal dan bekerja di negara itu.

Ada juga sekitar 6.000 warga China yang bekerja di sektor konstruksi di Israel melalui kerja sama bilateral.

Pada Mei tahun ini, Kedutaan China di Israel telah memperingatkan kepada warganya untuk waspada dan menghindari "wilayah risiko tinggi" setelah seorang warga China mengalami luka dalam baku tembak tentara Israel dan kelompok milisi Hamas.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, telah mengonfirmasi kematian seorang mahsiswanya di Israel.

Negara ini memperkirakan ada lebih dari 300 mahasiswa Myanmar yang berada di Israel, dan 200 buruh migran di bidang pertanian.

Kedutaan Myanmar di Israel mengeluarkan pernyataan, jika ada warganya yang mengalami kesulitan atau ingin pulang karena faktor kekerasan, harap menghubungi kedutaan. Tapi tidak jelas, bagaimana evakuasinya akan diatur.

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia mengonfirmasi terdapat 45 warganya di Palestina. Sebanyak 10 orang berada di Gaza, dan 35 di Tepi Barat.

Kemenlu Indonesia juga melaporkan masih ada 230 warganya yang sedang menjalani wisata religi di daerah Israel, namun semuanya sudah diketahui keberadaannya.

Laporan tambahan oleh Phanindra Dahal di Nepal



Sumber: Tribunnews.Com



×
Berita Terbaru Update