Kementerian Luar Negeri (Kemlu) percaya diri jika kontestasi pemilu tahun depan tak akan mempengaruhi minat investasi negara-negara Eropa di Indonesia.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemlu Umar Hadi mengatakan, negara-negara Eropa memandang demokrasi di Indonesia sudah dewasa.
"Saya baru pulang dari Eropa minggu lalu. Dari Berlin, Brussels, dan Madrid. Buat negara-negara di Eropa itu mereka anggap demokrasi di Indonesia itu sudah cukup dewasa," katanya dalam acara Media Gathering Indonesia-Europe Business Forum di Jakarta, Selasa (10/10/2023).
"Kita juga merasakan kok sejak beberapa pemilu ke belakang ini kalaupun ada perbedaan hasil itu, ada kontestasi atau ada yang enggak puas dari hasil penghitungan, diselesaikannya kan melalui pengadilan. Tidak di jalan (melalui demonstrasi, red). Jadi itu menunjukkan tingkat kedewasaan demokrasi kita," pungkasnya.
Ia pun menyimpulkan bahwa penyelenggaraan pemilu presiden pada Februari 2024 mendatang tidak akan menjadi faktor dalam keputusan atau pertimbangan para pengusaha di Eropa pada umumnya ketika hendak menanamkan modal di Indonesia.
Umar kemudian membeberkan ada perusahaan Eropa yang akan membangun smelter nikel untuk suplai industri baterai dan mobil listrik.
"Jadi ini terus berjalan gitu tanpa terlalu melihat ada pilpres atau pemilu tahun depan," ujar Umar
"Toh, tadi demokrasi sudah matang, stabilitas politiknya cukup terjaga, jadi mereka tetap akan melakukan usaha atau berinteraksi dengan pengusaha di Indonesia," lanjutnya.
Ia kembali menegaskan kalau dari sisi pemerintah, mereka cukup percaya diri bahwa pelaksanaan pemilu tahun depan tidak akan terlalu mengganggu stabilitas politik dan ekonomi Indonesia.
Sumber: Tribunnews.Com
