Notification

×

Iklan

Iklan

5 Fakta Pelajar SMA Bikin Hoax

Sabtu, 04 November 2023 | November 04, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-04T01:23:37Z

 

DKI Jakarta, Ungkap Fakta 

Polisi menangkap sejumlah pelajar di Koja, Jakarta Utara yang membuat hoax teror bom di Koja Trade Mall. Mereka mengaku membuat hoax soal bom tersebut untuk nge-prank teman sekelas.

Enam pelajar tersebut kemudian dimintai keterangan oleh polisi. Mereka kini diwajibkan lapor diri. Berikut fakta-faktanya.

Sekelompok pelajar SMA membuat prank teror bom di Koja Trade Mall, Jakarta Utara untuk menjahili temannya. Meski mengatasnamakan Noordin M Top dalam membuat prank tersebut, namun polisi memastikan para pelaku tidak terafiliasi jaringan teroris.

Sekelompok pelajar SMA membuat prank teror bom di Koja Trade Mall, Jakarta Utara untuk menjahili temannya. Meski mengatasnamakan Noordin M Top dalam membuat prank tersebut, namun polisi memastikan para pelaku tidak terafiliasi jaringan teroris.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan kami kepada para orang terduga mereka belum terafiliasi ataupun tidak terafiliasi dengan jaringan-jaringan teroris tertentu," kata Kapolsek Koja Kompol Muhammad Syahroni kepada wartawan, Jumat (3/11/2023).

Hal tersebut diketahui setelah pihak kepolisian melakukan penelusuran latar belakang mereka. Termasuk melakukan wawancara kepada orang tua dan pihak sekolah.

"Ini kita buktikan dengan wawancara dengan pihak keluarga dan pihak sekolah dan semuanya kita nyatakan steril. Namun apabila di kemudian hari ada hal-hal yang perlu kita dalami lagi, kebetulan kita sudah data-data masuk, melakukan memanggil saksi-saksi ataupun data penguat lainnya yg bisa menjerat mereka," imbuhnya.

Kapolsek Koja Kompol Muhammad Syahroni mengatakan, pelaku utama dalam hal ini yakni FA. Dia bertugas membuat profil atas nama Noordin M Top. Melalui profil tersebut, FA menyebarkan rumor bom di mall kepada temannya berinisial H.

"Kalau saudara FA pembuat profil Noordin M Top," kata Syahroni kepada wartawan, Jumat (3/11/2023).

Sementara itu, temannya yang lain berinisial RF berperan memberikan nomor H kepada FA untuk di-prank. Para pelaku mengaku menjahili H lantaran dinilai cupu.

"Karena menurut mereka saudara H ini katanya cupu atau lemah gemulai makanya di-prank, sekali lagi ini hanya motif nge-prank di antara mereka," ujarnya.

Sementara itu, para pelaku lainnya juga diamankan lantaran diduga terlibat. Termasuk ketua kelas dan juga admin grup WhatsApp grup kelas tersebut.

"Untuk berikutnya kita kembangkan lagi bahwa ada lagi yang terlibat, yaitu saudara KH, ketua kelas, yang merupakan admin group WA kelas. Saudari SAL, sama admin WA kelas juga," imbuhnya.

Sementara itu, para pelaku lainnya juga diamankan lantaran diduga terlibat. Termasuk ketua kelas dan juga admin grup WhatsApp grup kelas tersebut.

"Untuk berikutnya kita kembangkan lagi bahwa ada lagi yang terlibat, yaitu saudara KH, ketua kelas, yang merupakan admin group WA kelas. Saudari SAL, sama admin WA kelas juga," imbuhnya.

Sejumlah pelajar SMA di Koja, Jakarta Utara (Jakut), ditangkap polisi karena menebarkan hoax teror bom di sebuah mal. Para pelajar tersebut kini dikenai wajib lapor.

"Polsek Koja hanya memberikan pembinaan dan wajib lapor bagi para siswa tersebut dengan melibatkan Kasudin Pendidikan Kota Jakarta Utara, Kepala Sekolah dan para orang tua," demikian keterangan Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan di akun Instagram @kapolrestro_jakartautara, Jumat (3/11/2023).

Polisi sempat menangkap 5 orang pelajar berinisial FA, H, CH, RF, dan SAL yang merupakan teman satu sekolah. Kelimanya juga sempat dimintai keterangan di Polsek Koja.

Kelima pelajar itu lalu dipulangkan ke rumah orang tuanya. Mereka diharapkan dapat dibina lebih lanjut terkait kelakuannya yang menjadikan ancaman bom sebagai lelucon.

"Modus prank ancaman itu bermula saat FA berniat melakukan prank kepada HRM, dengan mengirimkan pesan WA mengaku sebagai pengikut salah satu teroris yang bernama Noordin M Top dengan isi pesan hendak melakukan pengeboman di Koja Trade Mall," katanya.

Karena panik, H pun meneruskan pesan hoax teror bom tersebut ke akun media sosial Instagram Koja Trade Mall. Admin akun mal kemudian melaporkan hal tersebut ke Polsek Koja untuk ditindaklanjuti.

Polisi menyelidiki isi chat tersebut. Hasilnya, polisi menyatakan para pelajar itu tak terkait jaringan teroris tertentu dan isi chat dipastikan hanya bertujuan untuk candaan.

"Setelah melalui penyelidikan secara mendalam, penyidik Reskrim Polsek Koja tidak menemukan adanya hubungan antara para pelajar tersebut dengan kelompok jaringan teroris tertentu," katanya.

Sumber: Detik.com
×
Berita Terbaru Update