Notification

×

Iklan

Iklan

Komunitas Kelola Sampah demi Jakarta Bersih

Senin, 06 November 2023 | November 06, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-06T08:02:20Z

DKI Jakarta, Ungkap Fakta 

  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup terus berupaya menanggulangi permasalahan sampah di Ibu Kota. Salah satunya dengan menggencarkan program Jakarta Sadar Sampah. Kehadiran program ini bertujuan untuk mewujudkan Jakarta yang lebih bersih, hijau, dan sehat.
"Sampah bukan sampah, jika dikelola dengan baik. Jakarta Sadar Sampah membawa narasi tersebut dengan tujuan ingin mewujudkan Jakarta yang lebih bersih dan hijau, lewat kesadaran untuk menanggulangi dan memanfaatkan sampah secara baik," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangannya, Senin (6/11/2023).

Dalam upaya ini, Pemprov DKI Jakarta tak bergerak sendiri, tapi mengedepankan pendekatan sinergi pentahelix, yakni kerja sama yang melibatkan berbagai stakeholder untuk mengurangi sampah. "Mulai dari pemerintah, komunitas, bisnis, hingga individu, Jakarta Sadar Sampah mengajak semua pihak untuk bekerja sama dan turut terlibat melalui tiga aksi nyata, yaitu mengurangi, memilah, serta mengolah sampah," tutur Asep.

Asep menuturkan, pihaknya mendorong upaya pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Langkah ini diharapkan dapat mengendalikan permasalahan sampah di Jakarta yang mencapai 7.500 ton per hari.

Di segmen hulu, kata dia, peran masyarakat lebih diutamakan dalam pengurangan timbulan sampah. Pertama, melalui pembatasan timbulan sampah (reduce), seperti penggunaan kantong belanja ramah lingkungan dan pembatasan penggunaan alat makan sekali pakai. Kemudian, pemanfaatan kembali sampah (reuse) dengan pembuatan ecobrick dan kerajinan dari plastik. Lalu, mendaur ulang sampah (recycle).

Karena itu, Pemprov DKI terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat perihal cara mengurangi, memilah, serta mengolah sampah dari rumah. Pemprov DKI juga membuka kesempatan bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk mendukung program Captain Fanplastic yang digagas Indonesia Indah Foundation (IIF) pada Agustus 2023 lalu.

Captain Fanplastic merupakan program literasi yang mengangkat dampak polusi di darat terhadap lingkungan laut, serta nilai dari plastik jika didaur ulang. Adapun kegiatan tersebut menyasar warga yang berada di pesisir Jakarta.

Tak hanya itu, Pemprov DKI melalui Dinas Lingkungan Hidup juga menyosialisasikan pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme. Kegiatan tersebut banyak melibatkan komunitas yang bergerak di bidang lingkungan. Komunitas Eco Enzyme Nusantara, misalnya, bersinergi dalam memberikan demo pembuatan, testimoni, hingga percobaan dan pemberian sampel eco enzyme secara gratis untuk warga di sekitar Taman Menteng, Jakarta Pusat.

Pengolahan eco enzyme ini diyakini mampu mengatasi volume sampah organik yang dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Bekasi. Di samping itu, produk eco enzyme juga disebut bermanfaat serta memiliki nilai tambah lebih tinggi ketimbang sampah organik.

"Masyarakat sebelumnya terbiasa dengan pandangan 'not in my backyard, dan saat ini diharuskan untuk beralih ke pandangan 'sampah tanggung jawab bersama (samtama)' serta 'kurangi, pilah, dan olah (kupila)'. Tentunya, perubahan ini memerlukan waktu sampai masyarakat benar-benar memahaminya, apalagi benar-benar menjalankannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari," kata Asep.

Kini, masyarakat di Jakarta semakin sadar mengolah sampah dari lingkungan tempat tinggalnya. Alhasil, sebanyak 47 Rukun Warga (RW) di Jakarta berhasil meraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, pada 24 Oktober 2023.

Proklim adalah program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dilakukan di tingkat kampung atau Rukun Warga (RW). Hal yang dilakukan dalam Proklim adalah pengelolaan limbah padat dan cair, penggunaan energi terbarukan, serta pengolahan budidaya pertanian.

Keterlibatan komunitas juga berdampak pada pengurangan tumpukan sampah. Asep menambahkan, pihaknya juga banyak mendorong keterlibatan dan peran serta dari komunitas lokal. "Ya, sudah cukup banyak sinergi yang dilakukan dengan melibatkan komunitas lokal, seperti Rubah Kertas, Waste4Change, Lyfwithless, Clean Air Catalyst, Maggobox UI Go Green, dan banyak lainnya," tuturnya.

Sebagai mitra Pemprov DKI, Waste4Change turut menyediakan layanan angkut dan pilah sampah untuk warga DKI dan sekitarnya. Dalam laman resminya, Waste4Change menyebut layanan angkut sampah ini semakin mendesak. Apalagi di Jakarta yang pertumbuhan populasinya sangat pesat.

Waste4Change turut mengumpulkan sampah dari rumah-rumah, tempat bisnis, dan lokasi umum lainnya. Lalu, membawa sampah tersebut ke Tempat Penampungan Sampah (TPS) untuk pengelolaan lebih lanjut.

Tak hanya itu, Waste4Change juga menjalin sinergi dengan berbagai pihak dalam mengelola sampah di berbagai acara besar yang digelar di Jakarta. Salah satunya dalam ajang piala dunia bola basket, FIBA World Cup 2023.

Tercatat, total 116,7 ton sampah dihasilkan selama sepuluh hari pertandingan FIBA (Federation Internationale de Basketball) di Jakarta. Seluruh sampah ditangani secara optimal oleh Waste4Change, sehingga tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), atau disebut zero waste to landfill.

"Tidak hanya membantu FIBA mengelola sampah acara secara maksimal, kami juga turut serta mengajak penonton untuk memilah sampah melalui penyediaan tempat sampah terpilah di berbagai titik, jemput sampah oleh waste officer, dan berkeliling menyuarakan kampanye edukasi pengelolaan sampah bertanggung jawab," ungkap Head of Communication and Engagement Waste4Change, Stephanus Kenny Bara Kristanto.

Dengan sederet langkah tersebut, lanjut Stephanus, kesadaran masyarakat untuk memilah sampah bisa terbentuk. Dengan demikian, Jakarta dapat lebih bersih dan sehat serta layak huni untuk generasi mendatang.

Sumber:Detik.com





×
Berita Terbaru Update