Notification

×

Iklan

Iklan

Tercatat 29 Kasus Cacar Monyet Di Indonesia, Kenali Gejalanya?

Kamis, 02 November 2023 | November 02, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-02T14:06:45Z


Jakarta, Ungkapfakta.online --
Hingga 1 November 2023, Indonesia mencatat 29 kasus cacar monyet (monkeypox). Apa saja gejala cacar monyet, berikut kemungkinan komplikasi serta tingkat kematiannya?

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Dokter spesialis dermatologi dan venereologi Hanny Nilasari menjelaskan bahwa monkeypox dideteksi sejak 1958, yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian.

Kasus monkeypox pertama pada manusia tercatat pada 1970, menyerang anak berusia sembilan tahun di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah. Selama 1971-2021, wabah sporadis cacar monyet terjadi di Afrika Barat dan Afrika Tengah. Lantas, periode 2022-2023, cacar monyet menjadi wabah global.

"Tetapi, secara epidemiologi dan manifestasi klinis berbeda dibanding wabah sebelumnya. Wabah global di tahun 2022-2023 disebabkan oleh strain clade IIb, dikaitkan dengan mutasi dari strain sebelumnya (clade I dan clade II)," kata Hanny dalam webinar "Tata Laksana Monkeypox" yang digelar Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Kamis (2/11/2023).

Dia menyampaikan, penyebab pasti munculnya wabah cacar monyet saat ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Beberapa ahli menyebutkan peningkatan kasus dipengaruhi penurunan angka vaksinasi smallpox.

Ada juga yang menduga peningkatan kasus berkaitan dengan lonjakan travel and trade serta peningkatan jumlah populasi manusia yang meningkatkan risiko kontak manusia dengan hewan yang terjangkit virus.

Mekanisme penularan awal cacar monyet adalah dari hewan ke manusia. Namun, kini terdapat pergeseran di mana virus menular dari kontak antara manusia ke manusia. Sebagian ditularkan lewat kontak seksual, dan sebagian lagi dari kontak non-seksual.

Kasus cacar monyet di Indonesia terus bertambah dan meluas. - (Republika)

Hanny menginformasikan, masa inkubasi cacar monyet berkisar antara enam hingga 13 hari. Gejalanya selintas mirip dengan gejala cacar air, namun ada perbedaan utama, yaitu pembengkakan kelenjar getah bening.

Secara umum, pasien awalnya akan mendapati lesi, lalu bisa diikuti dengan demam. Gejala lain, yaitu limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri tenggorokan, dan myalgia (nyeri otot). 

Gejala subjektif lain seperti kelelahan, mual, nyeri di belakang bola mata, sulit menelan, nyeri anagenital, nyeri punggung, menggigil, dan lainnya. Hanny pun menyampaikan ada komplikasi yang bisa terjadi akibat cacar monyet.

Salah satunya, komplikasi berupa infeksi sekunder bakteri (kejadian 18 persen). Pasien yang mengalami komplikasi berupa infeksi kulit selulitis nekrotikans atau abses akan membutuhkan rawat inap.

Komplikasi lain bisa terjadi pada mata, seperti muncul lesi periorbital, blefarokonjungtivitis (peradangan yang meluas dari kelopak mata hingga ke bagian konjunktiva), dan keratitis (peradangan kornea mata). Meski jarang terjadi, yakni hanya sekitar satu hingga tiga persen kasus, kondisi ini dapat menjadi penanda penyakit berat dan perlu mewaspadai jaringan parut yang berisiko kebutaan.

Ada pula komplikasi urologi seperti edema, fimosis, parafimosis, dan dapat menyebabkan gangguan berkemih. Untuk komplikasi neurologi cukup jarang terjadi. Beberapa pasien pernah melaporkan nyeri kepala dan gangguan suasana hati. Akan tetapi, selama wabah 2022, terdapat tiga kasus komplikasi ensefalitis (radang aatau inflamasi otak), yang tingkat kematiannya 100 persen.

Bicara soal tingkat kematian cacar monyet secara umum, Hanny menyoroti bahwa angkanya di periode 2022-2023 jauh lebih rendah dibandingkan wabah sebelumnya. Pada wabah 2022 hingga saat ini, angka kematian kurang dari 0,1 persen.

"Penyebab kematian di sejumlah negara yang dilaporkan adalah syok sepsis," ucap Kepala Departemen Dermatologi dan Venereologi FKUI tersebut.

Syok sepsis terjadi ketika infeksi pada tubuh menyebabkan tekanan darah sangat rendah dan kegagalan organ akibat sepsis. Sepsis adalah suatu kondisi yang terjadi karena reaksi berlebihan dan tidak terkendali dari sistem imun tubuh terhadap infeksi.


Sumber:  republika.co.id

×
Berita Terbaru Update