DKI Jakarta, Ungkap Fakta
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 10.000 orang. Jumlah tersebut merupakan akumulasi setelah hampir satu bulan pemboman oleh Israel yang meningkatkan serangannya terhadap militan Palestina.
Dilansir AFP, Selasa (7/11/2023), diketahui Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berjanji tidak akan menyerah meskipun ada seruan untuk gencatan senjata. Pejabat Israel mengatakan hal itu buntut serangan Hamas pada 7 Oktober yang menyebabkan 1.400 orang tewas di Israel, yang menurutnya sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan lebih dari 240 orang disandera.
Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Netanyahu membahas potensi 'jeda taktis' dalam panggilan telepon pada Senin (6/11) kemarin.
Namun tidak ada kesepakatan yang diumumkan kedua pihak. Selain itu, kedua pihak tidak membicarakan kemungkinan gencatan senjata kemanusiaan, yang menurut PBB sangat diperlukan.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyebut korban tewas di Gaza termasuk lebih dari 4.000 anak-anak. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada wartawan bahwa wilayah yang dibombardir itu menjadi 'kuburan bagi anak-anak'.
Biden sebelumnya mempertanyakan validitas angka yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, meskipun juru bicara Pentagon pada Senin mengakui bahwa korban sipil berjumlah ribuan.
Pasukan darat dengan tank telah membanjiri bagian utara Jalur Gaza dan memperketat pengepungan Kota Gaza, yang secara efektif membagi wilayah tersebut menjadi dua.
Sumber: Detik.com
Dilansir AFP, Selasa (7/11/2023), diketahui Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berjanji tidak akan menyerah meskipun ada seruan untuk gencatan senjata. Pejabat Israel mengatakan hal itu buntut serangan Hamas pada 7 Oktober yang menyebabkan 1.400 orang tewas di Israel, yang menurutnya sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan lebih dari 240 orang disandera.
Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Netanyahu membahas potensi 'jeda taktis' dalam panggilan telepon pada Senin (6/11) kemarin.
Namun tidak ada kesepakatan yang diumumkan kedua pihak. Selain itu, kedua pihak tidak membicarakan kemungkinan gencatan senjata kemanusiaan, yang menurut PBB sangat diperlukan.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyebut korban tewas di Gaza termasuk lebih dari 4.000 anak-anak. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada wartawan bahwa wilayah yang dibombardir itu menjadi 'kuburan bagi anak-anak'.
Biden sebelumnya mempertanyakan validitas angka yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, meskipun juru bicara Pentagon pada Senin mengakui bahwa korban sipil berjumlah ribuan.
Pasukan darat dengan tank telah membanjiri bagian utara Jalur Gaza dan memperketat pengepungan Kota Gaza, yang secara efektif membagi wilayah tersebut menjadi dua.
Sumber: Detik.com