Notification

×

Iklan

Iklan

Warga Israel Suarakan Penangkapan Terhadap Nethanyahu Terkait Pembantain Anak-anak Di Gaza

Senin, 06 November 2023 | November 06, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-06T15:04:27Z


Jakarta,Ungkapfakta -
P
olisi Israel berupaya menahan pengunjuk rasa di luar kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang marah atas kegagalan pemerintahannya.

Pengunjuk rasa menilai kebijakan Netanyahu menyebabkan serangan mematikan terhadap komunitas di sekitar Jalur Gaza, dikutip dari laman Australia Financial Review, Senin (6/11/2023).

Sambil mengibarkan bendera biru dan putih Israel dan meneriakkan "Penjarakan sekarang" dan ratusan massa menerobos penghalang polisi di sekitar kediaman Netanyahu di Yerusalem.

Protes serupa juga terjadi di Tel Aviv, bertepatan dengan jajak pendapat yang menunjukkan lebih dari tiga perempat warga Israel yakin Benjamin Netanyahu harus mengundurkan diri.

Ditambah lagi ada peningkatan kemarahan masyarakat terhadap para pemimpin politik dan keamanan mereka.

Kemarahan masyarakat pun meningkat lantaran ada banyak sandera yang ditahan di Gaza dan menyerukan agar kerabat mereka dibawa pulang.

Di Tel Aviv, ribuan orang berdemonstrasi, mengibarkan bendera dan memegang foto beberapa tawanan di Gaza dan poster-poster dengan slogan-slogan seperti "Bebaskan para sandera sekarang bagaimanapun caranya", sementara massa meneriakkan, "bawa mereka pulang sekarang".

Sejak serangan Hamas, Israel telah membalas dan melancarkan serangan udara dan darat yang intens di Gaza, menewaskan lebih dari 9.000 orang, kata otoritas kesehatan.

Kelompok Sayap Bersenjata Hamas mengatakanbahwa lebih dari 60 sandera hilang karena serangan udara Israel.

Akhir bulan lalu, Hamas mengatakan bahwa sekitar 50 tawanan yang ditahan oleh kelompok tersebut tewas dalam serangan itu.

Abu Ubaida, juru bicara Brigade Izz al-Din al-Qassam, mengatakan di akun Telegram Hamas bahwa 23 jenazah dari 60 sandera Israel yang hilang terjebak di bawah reruntuhan.

"Sepertinya kami tidak akan pernah bisa menjangkau mereka karena agresi brutal pendudukan yang terus berlanjut terhadap Gaza," katanya.


Sementara itu, Gaza mengalami pemadaman komunikasi total ketiga sejak dimulainya perang pada 7 Oktober. Militer Israel pada Minggu (5/11/2023) malam mengumumkan mereka mengepung Kota Gaza dan membaginya menjadi dua.

"Saat ini ada Gaza Utara dan Gaza Selatan," ujar juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari seperti dilansir AP, Senin (6/11).

Dia menyebut pembagian ini merupakan tahapan penting dalam perang Hamas Vs Israel. Media Israel melaporkan bahwa pasukan Israel diperkirakan akan memasuki Kota Gaza dalam waktu 48 jam.

Padamnya komunikasi di Gaza, yang dilaporkan oleh kelompok advokasi akses internet netBlocks.org dan dikonfirmasi oleh perusahaan telekomunikasi Palestina, Paltel, semakin mempersulit penyampaian kabar terbaru terkait serangan militer Israel.

"Kami kehilangan komunikasi dengan sebagian besar anggota tim UNRWA," ungkap juru bicara Badan PBB untuk Pengungsi Palestina Juliette Touma.

Riwayat Pemadaman Listrik di Gaza

Pemadaman komunikasi pertama di Gaza sejak 7 Oktober berlangsung selama 36 jam dan yang kedua terjadi selama beberapa jam.

Pada Minggu, pesawat-pesawat tempur Israel dilaporkan menyerang dua kamp pengungsi di Gaza tengah. Otoritas kesehatan Gaza menyatakan bahwa serangan menewaskan sedikitnya 53 orang dan melukai puluhan lainnya.

Serangan udara yang menghantam kamp pengungsi Maghazi menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai 34 lainnya. Kamp tersebut berada di zona di mana militer Israel mendesak warga sipil Palestina mencari perlindungan.

Seorang reporter AP di rumah sakit terdekat melihat delapan anak tewas, termasuk seorang bayi, dibawa ke rumah sakit setelah serangan tersebut. Seorang anak yang selamat digiring menyusuri koridor, pakaiannya tertutup debu.

Arafat Abu Mashaia, yang tinggal di kamp tersebut, mengatakan serangan udara Israel meratakan beberapa rumah bertingkat di mana orang-orang yang terpaksa keluar dari wilayah lain di Gaza berlindung.

"Itu benar-benar pembantaian," kata dia. "Semua yang ada di sini adalah orang-orang yang damai. Saya menantang siapapun yang mengatakan ada perlawanan (pejuang) di sini."

Israel Belum Berkomentar

Israel Belum Berkomentar

Belum ada komentar langsung dari militer Israel.


Serangan udara lainnya menghantam sebuah rumah dekat sebuah sekolah di kamp pengungsi Bureij. Staf di Rumah Sakit Al-Aqsa mengatakan kepada AP bahwa sedikitnya 13 orang tewas. Kamp itu juga diserang pada Kamis (2/11).


Otoritas kesehatan Gaza menyatakan bahwa lebih dari 9.700 warga Palestina tewas di wilayah tersebut sejak 7 Oktober, lebih dari 4.000 di antaranya adalah anak-anak.


Jumlah korban kemungkinan akan meningkat ketika pasukan Israel bergerak maju ke lingkungan perkotaan yang padat.


Sumber:  liputan6.com

×
Berita Terbaru Update